Senin, 26 Mei 2008

5 Karakteristik Guru Terburuk Menurut Saya :


Otoriter : guru – guru yang mengajar dengan cara otoriter biasanya benyak membuat keputusan mengenai materi pelajaran, namun lebih sedikit penjelasan atau alasan pembenaran materi yang diberikan.


Pemarah : Guru – guru yang mempunyai sifat pemarah membuat murid – murid menjadi itdak dapat berekspresi dengan bebas. Dan juga dapat mematahkan kreativitas sang anak, karna anak akan selalu merasa takut untuk melakukan hal yang akan dilakukannya serta ia akan sulit untuk mengeluarkan pendapatnya kepada guru.


Masa bodoh : Seorang guru yang tidak pernah peduli pada muridnya adalah contoh guru yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab. Guru yang merasa telah selesai tugasnya setelah melakukan pengajaran, tanpa peduli adanya murid – murid yang kurang paham dalam mencerna pelajaran yang telah diberikan.


Tidak adil : Guru yang hanya mengutamakan beberapa siswa karna kepentingan dirinya. Dalam arti guru tersebut memiliki sifat pilih kasih terhadap beerapa anak murid pilihannya, tanpa memperdulikan murid – murid lainnya. Dalam memberikan pengajaran sang guru hanya memberikan penjelasan kepada murid – murid pilihannya saja, dan lebih buruk lagi dalam pemberian nilai guru yang tidak adil lebih mengutamakan murid – murid pilihan mereka.


Menjemukan : Guru yang menjemukan sangat tidak disenangi oleh banyak murid karna membuat suasana kelas menjadi membosankan serta menimbulkan keketidak senangan dalam suasana belajar


5 Karakteristik Guru Terbaik Menurut Saya :


Memotivasi : guru yang selalu memberikan motivasi kepada murinya sangat membantu murid dalam menghadapi masalah dan memberikan murid semangat yang lebih.

Ramah : Guru yang selalu menegur sapa dengan muridnya membuat suasana antara guru dan murid tersebut lebih santai. Dan hal itu menyenangkan.


Adil : Guru yang adil sangat disenangi pula oleh muridnya karna dalam pemberiaan penilaian akan sesuai dengan kemampuan anak.


Intelektual : Guru yang mempunyai intelektual yang tinggi sangat dibutuhkan karna akan mempermudah proses pembelajaran.


Penyampaian Baik: Tidak hanya berintelektual seorang guru juga harus mempunyai metode yang baik dalam menyampaikan materi agar terdapat kejelasan.


EMPAT ALIRAN FILSAFAT

1. Perennialisme

(a) Berhubungan dengan perihal sesuatu yang terakhir. Cenderung menekankan seni dan sains dengan dimensi perennial yang bersifat integral dengan sejarah manusia.

(b) Pertama yang harus diajarkan adalah tentang manusia, bukan mesin atau teknik. Sehingga tegas aspek manusiawinya dalam sains dan nalar dalam setiap tindakan.

(c) Mengajarkan prinsip-prinsip dan penalaran ilmiah, bukan fakta.

(d) Mencari hukum atau ide yang terbukti bernilai bagi dunia yang kita diami.

(e) Fungsi pendidikan adalah untuk belajar hal-hal tersebut dan mencari kebenaran baru yang mungkin.

(f) Orientasi bersifat philosophically-minded. Jadi, fokus pada perkembangan personal.

(g) Memiliki dua corak:
(1) Perennial Religius: Membimbing individu kepada kebenaran utama (doktrin, etika dan penyelamatan religius). Memakai metode trial and error untuk memperoleh pengetahuan proposisional.

(2) Perennial Sekuler: Promosikan pendekatan literari dalam belajar serta pemakaian seminar dan diskusi sebagai cara yang tepat untuk mengkaji hal-hal yang terbaik bagi dunia (Socratic method). Disini, individu dibimbing untuk membaca materi pengetahuan secara langsung dari buku-buku sumber yang asli sekaligus teks modern. Pembimbing berfungsi memformulasikan masalah yang kemudian didiskusikan dan disimpulkan oleh kelas. Sehingga, dengan iklim kritis dan demokratis yang dibangun dalam kultur ini, individu dapat mengetahui pendapatnya sendiri sekaligus menghargai perbedaan pemikiran yang ada.


2. Esensialisme
(a) Berkaitan dengan hal-hal esensial atau mendasar yang seharusnya manusia tahu dan menyadari sepenuhnya tentang dunia dimana mereka tinggal dan juga bagi kelangsungan hidupnya.

(b) Menekankan data fakta dengan kurikulum yang tampak bercorak vokasional.

(c) Konsentrasi studi pada materi-materi dasar tradisional seperti: membaca, menulis, sastra, bahasa asing, matematika, sejarah, sains, seni dan musik.

(d) Pola orientasinya bergerak dari skill dasar menuju skill yang bersifat semakin kompleks.

(e) Perhatian pada pendidikan yang bersifat menarik dan efisien.

(f) Yakin pada nilai pengetahuan untuk kepentingan pengetahuan itu sendiri.

(g) Disiplin mental diperlukan untuk mengkaji informasi mendasar tentang dunia yang didiami serta tertarik pada kemajuan masyarakat teknis.


3. Progresivisme
(a) Suka melihat manusia sebagai pemecah persoalan (problem-solver) yang baik.

(b) Oposisi bagi setiap upaya pencarian kebenaran absolut.

(c) Lebih tertarik kepada perilaku pragmatis yang dapat berfungsi dan berguna dalam hidup.

(d) Pendidikan dipandang sebagai suatu proses.

(e) Mencoba menyiapkan orang untuk mampu menghadapi persoalan aktual atau potensial dengan keterampilan yang memadai.

(f) Mempromosikan pendekatan sinoptik dengan menghasilkan sekolah dan masyarakat bagi humanisasi.

(g) Bercorak student-centered.

(h) Pendidik adalah motivator dalam iklim demoktratis dan menyenangkan.

(i) Bergerak sebagai eksperimentasi alamiah dan promosi perubahan yang berguna untuk pribadi atau masyarakat.

4. Rekonstruksionisme
(a) Promosi pemakaian problem solving tetapi tidak harus dirangkaikan dengan penyelesaian problema sosial yang signifikan.

(b) Mengkritik pola life-adjustment (perbaikan tambal-sulam) para Progresivist.

(c) Pendidikan perlu berfikir tentang tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Untuk itu pendekatan utopia pun menjadi penting guna menstimuli pemikiran tentang dunia masa depan yang perlu diciptakan.

(d) Pesimis terhadap pendekatan akademis, tetapi lebih fokus pada penciptaan agen perubahan melalui partisipasi langsung dalam unsur-unsur kehidupan.

(e) Pendidikan berdasar fakta bahwa belajar terbaik bagi manusia adalah terjadi dalam aktivitas hidup yang nyata bersama sesamanya.

Selasa, 06 Mei 2008

Teori Pendidikan
Pemikiran John Dewey Tentang Pendidikan
1. Pengalaman dan Pertumbuhan
Pemikiran John Dewey banyak dipengaruhi oleh teori evolusi Charles Darwin (1809-1882) yang mengajarkan bahwa hidup di dunia ini merupakan suatu proses, dimulai dari tingkatan terendah dan berkembang maju dan meningkat. Hidup tidak statis, melainkan bersifat dinamis. All is in the making, semuanya dalam perkembangan. Pandangan Dewey mencerminkan teori evolusi dan kepercayaannya pada kapasitas manusia dalam kemajuan moral dan lingkungan masyarakat, khusunya malalui pendidikan.
Menurut Dewey, dunia ini penciptaannya belum selesai. Segala sesuatu berubah, tumbuh, berkembang, tidak ada batas, tidak statis, dan tidak ada finalnya. Bahkan, hukum moral pun berubah, berkembang menjadi sempurna. Tidak ada batasan hukum moral dan tidak ada prinsip-prinsip abadi, baik tingkah laku maupun pengetahuan.
Pengalaman (experience) adalah salah satu kunci dalam filsafat instrumentalisme. Pengalaman merupakan keseluruhan aktivitas manusia yang mencakup segala proses yang saling mempengaruhi antara organisme yang hidup dalam lingkungan sosial dan fisik. Filsafat instrumentalisme Dewey dibangun berdasarkan asumsi bahwa pengetahuan berpangkal dari pengalaman-pengalaman dan bergerak kembali menuju pengalaman. Untuk menyusun kembali pengalaman-pengalaman tersebut diperlukan pendidikan yang merupakan transformasi yang terawasi dari keadaan tidak menentu ke arah keadaan tertentu. Pandangan Dewey mengenai pendidikan tumbuh bersamaan dengan kerjanya di laboratorium sekolah untuk anak-anak di University of Chicago. Di lembaga ini, Dewey mencoba untuk mengupayakan sekolah sebagai miniatur komunitas yang menggunakan pengalaman-pengalaman sebagai pijakan. Dengan model tersebut, siswa dapat melakukan sesuatu secara bersama-sama dan belajar untuk memantapkan kemampuannya dan keahliannya.
Sebagai tokoh pragmatisme, Dewey memberikan kebenaran berdasarkan manfaatnya dalam kehidupan praktis, baik secara individual maupun kolektif. Oleh karenanya, ia berpendapat bahwa tugas filsafat memberikan garis-garis arahan bagi perbuatan. Filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran metafisik yang sama sekali tidak berfaedah. Filsafat harus berpijak pada pengalaman dan menyelidiki serta mengolah pengalaman tersebut secara aktif dan kritis. Dengan cara demikian, filsafat menurut Dewey dapat menyusun norma-norma dan nilai-nilai.
2. Tujuan Pendidikan
Dalam menghadapi industrialisasi Eropa dan Amerika, Dewey berpendirian bahwa sistem pendidikan sekolah harus diubah. Sains, menurutnya, tidak mesti diperoleh dari buku-buku, melainkan harus diberikan kepada siswa melalui praktek dan tugas-tugas yang berguna. Belajar harus lebih banyak difokuskan melalui tindakan dari pada melalui buku. Dewey percaya terhadap adanya pembagian yang tepat antara teori dan praktek. Hal ini membuat Dewey demikian lekat dengan atribut learning by doing. Yang dimaksud di sini bukan berarti ia menyeru anti intelektual, tetapi untuk mengambil kelebihan fakta bahwa manusia harus aktif, penuh minat dan siap mengadakan eksplorasi.
Dalam masyarakat industri, sekolah harus merupakan miniatur lokakarya dan miniatur komunitas. Belajar haruslah dititiktekankan pada praktek dan trial and error. Akhirnya, pendidikan harus disusun kembali bukan hanya sebagai persiapan menuju kedewasaan, tetapi pendidikan sebagai kelanjutan pertumbuhan pikiran dan kelanjutan penerang hidup. Sekolah hanya dapat memberikan kita alat pertumbuhan mental, sedangkan pendidikan yang sebenarnya adalah saat kita telah meninggalkan bangku sekolah, dan tidak ada alasan mengapa pendidikan harus berhenti sebelum kematian menjemput.
Tujuan pendidikan adalah efisiensi sosial dengan cara memberikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan demi pemenuhan kepentingan dan kesejahteraan bersama secara bebas dan maksimal. Tata susunan masyarakat yang dapat menampung individu yang memiliki efisiensi di atas adalah sistem demokrasi yang didasarkan atas kebebasan, asas saling menghormati kepentingan bersama, dan asas ini merupakan sarana kontrol sosial. Mengenai konsep demokrasi dalam pendidikan, Dewey berpendapat bahwa dalam proses belajar siswa harus diberikan kebebasan mengeluarkan pendapat. Siswa harus aktif dan tidak hanya menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru. Begitu pula, guru harus menciptakan suasana agar siswa senantiasa merasa haus akan pengetahuan.
Karena pendidikan merupakan proses masyarakat dan banyak terdapat macam masyarakat, maka suatu kriteria untuk kritik dan pembangunan pendidikan mengandung cita-cita utama dan istimewa. Masyarakat yang demikian harus memiliki semacam pendidikan yang memberikan interes perorangan kepada individu dalam hubungan kemasyarakatan dan mempunyai pemikiran yang menjamin perubahan-perubahan sosial.
Dasar demokrasi adalah kepercayaan dalam kapasitasnya sebagai manusia. Yakni, kepercayaan dalam kecerdasan manusia dan dalam kekuatan kelompok serta pengalaman bekerja sama. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa semua dapat menumbuhkan dan membangkitkan kemajuan pengetahuan dan kebijaksanaan yang dibutuhkan dalam kegiatan bersama.
Ide kebebasan dalam demokrasi bukan berarti hak bagi individu untuk berbuat sekehendak hatinya. Dasar demokrasi adalah kebebasan pilihan dalam perbuatan (serta pengalaman) yang sangat penting untuk menghasilkan kemerdekaan inteligent. Bentuk-bentuk kebebasan adalah kebebasan dalam berkepercayaan, mengekspresikan pendapat, dan lain-lain. Kebebasan tersebut harus dijamin, sebab tanpa kebebasan setiap individu tidak dapat berkembang.
Filsafat tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, karena filsafat pendidikan merupakan rumusan secara jelas dan tegas membahas problema kehidupan mental dan moral dalam kaitannya dengan menghadapi tantangan dan kesulitan yang timbul dalam realitas sosial dewasa ini. Problema tersebut jelas memerlukan pemecahan sebagai solusinya. Pikiran dapat dipandang sebagai instrumen yang dapat menyelesaikan problema dan kesulitan tersebut.
Di dalam filsafat John Dewey disebutkan adanya experimental continum atau rangkaian kesatuan pengalaman, yaitu proses pendidikan yang semula dari pengalaman menuju ide tentang kebiasaan (habit) dan diri (self) kepada hubungan antara pengetahuan dan kesadaran, dan kembali lagi ke pendidikan sebagai proses sosial. Kesatuan rangkaian pengalaman tersebut memiliki dua aspek penting untuk pendidikan, yaitu hubungan kelanjutan individu dan masyarakat serta hubungan kelanjutan pikiran dan benda.
www.geocities.com/HotSprings/6774/j-13.html - 21k
Pemikiran William James Tentang Pendidikan
William James (1842-1910), mungkin adalah filsuf dan psikolog Amerika yang paling berpengaruh, dilahirkan di kota New York , tetapi menghabiskan masa kecilnya di Eropa.Pendidikan dasarnya tidaklah biasa dan berganti-ganti, dikarenakan seringnya berpindah dari satu kota ke yang lain dan juga keinginan ayahnya agar dia lebih berkembang. Dia melewatkan masa pendidikannya disekolah umum dan dari guru bimbingan pribadinya di Swiss, Prancis, Inggris dan Amerika. Selama thun-tahun itu, dia hanya bisa membayangkan bagaimana kehidupan di sekolah sebenarnya. Setelah mendalami seni selama beberapa tahun, dia menyadari bahwa seni bukanlah bidangnya; dan pada tahun 1861 dia masuk ke Lawrence Scientific School di Cambridge, yang memberikan karir di bidang sains dan koneksi dengan Universitas Harvard yang terus berlangsung seumur hidupnya.Saat berusia 35 tahun, dia telah menjadi dosen di universitas ini. Dia menjadi instruktur fisiologi dan anatomi selama 7 tahun, guru besar filsafat selama 9 tahun, dan menjadi guru besar psikologi sampai 10 tahun terakhir dia mengajar, saat dia kembali lagi mengajar filsafat. Dia adalah penulis yang produktif dan berbakat dibidang filsafat, psikologi dan pendidikan, dan pengarunya pada kehidupan pendidikan di Amerika sangatlah mengesankan. Karya terbesar dan paling berpengaruhnmya, The Principles Of Pshychology (Dasar-dasar Psikologi), yang diterbitkan tahun 1980, nantinya akan menjadi materi pendidikan modern yang sangat berpengaruh. Pemikirannya terhadap pendidikan dan pandangannya terhadap cara kerja pengajar dapat dilihat di karyanya yang terkenal Talks to Teacher. Selain sangat terkenal, buku-buku ini memberikan pengaruh yang besar terhadap pendidikan dan pengajarnya. Teori dan praktek pendidikan, adalah hutang terbesar Amerika kepada “ Bapak Pendidikan Psikologi Modern” ini.William James adalah seorang yang individualis. Didalam bukunya Talks to Teacher tidak terdapat pernyataan mengenai pendidikan sebagai fungsi sisal. Baginya pendidikan lebih cenderung kepada “ organisasi yang ketertarikan mendalam terhadap tingkah laku dan ketertarikan akan kebiasaan dalam tingkah laku dan aksi yang menempatkan individual pada linkungannya”. Teori perkembangan diartikannya sebagai susunan dasar dari pengalaman mental untuk bertahan hidup. Pemikirannya ini dipengaruhi oleh insting dan pengalamannya mempelajari psikologi hewan dan doktrin teori evolusi biologi.Ketertarikan James akan insting dan pemberian tempat untuk itu dalam pendidikan, menjadikan para pembaca bukunya peraya akan salah satu tujuan terpenting didalam pendidkan adalah memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk mengikuti instingnya. Yang nantinya akan menjadi peribahasa teori pendidikan. “ Bekerjasamalah dengan insting, jangan melawannya”. Pembaca yang lebih teliti dapat menemukan tulisan yang lebih menguatkan akan hal ini, tapi ketidak raguannya ditunjukkannya melalui pernyataan-pernyataannya bahwa persatuan para psikolog telah salah mengenali kekuatan insting didalam kehidupan manusia.Teori James akan insting sangatlah bersifat individualis dan sangatlah kolot pada pelaksanaannya. Mengesampingkan pernyataannya mengenai perubahan insting, yang berlawanan dengan diskusinya pada “Iron Law of Habit/Hukum Utama Kebiasaan” dan keprcayaannya akan tujuan dasar pendidikan sebagai pengembangan awal kebiasaan individual dan kelompok, dalam pembentukan masyarakat yang lebih sempurna.Singkatnya, James menegaskan, dasar dari semua pendidikan adalah mengumpulkan semua insting asli yang dikenal oleh anak-anak, dan tujuan pendidikan adalah organisasi pengenalan kebiasaan seagai bagian dari diri untuk menjadikan pribadi yang lebih baik.Sumbangan James yan paling berpenaruh terhadap metode pendidikan adalah hubungannya dengan susunan kebiasaan. James mengtakan:“Hal yang paling utama, disemua tingkat pendidikan, adalah untuk membuat ketakutan kita menjadi sekutu bukan menjadi lawan. Untuk menemukan dan mengenali kebutuhan kita dan memenuhi kebutuhan dalam hidup. Untuk itu kita harus terbiasa, secepat mungkin, semampu kita, dan menjaga diri dari jalan yang memberi kerugian kepada kita, seperti kita menjaga diri dari penyakit. Semakin banyak dari hal itu didalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita lakukan dengan terbiasa, semakin banyak kemampuan pemikiran kita yang dapat digunakan untuk hal yang penting lainnya.”Dalam pembahasan mengenai metode susunan kebiasaan, James memberikan 4 atauran dasar:1. Lengkapi dirimu dengan kekuatan dan ambillah keputusan seepat mungkin.2. Tidakada pengecualian dalam kesempatan sampai kebiasaan baru telah tertanam dihidupmu.3. Ambilah kesempatan yang paling pertama saat menambil tindakan.4. Jagalah kebiasaan itu agar tetap ada dengan memberikan dorongan kecil setiap hari.
www.jambur.com/aron/?L=blogs.blog&id=745 - 41k
Pemikiran Ruseu Tentang Pendidikan
Adalah memberikan pembekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi dibutuhkan waktu dewasa.
Teori Maslow
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow / Abraham Maslow - Ilmu Ekonomi
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.
Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.
Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :
1. Kebutuhan FisiologisContohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan KeselamatanContoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan SosialMisalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan PenghargaanContoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi DiriAdalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
organisasi.org/teori_hierarki_kebutuhan_maslow_abraham_maslow_ilmu_ekonomi - 12k –
3 Jenis Penyakit Hati/Penyakit Ruhani

1. Penyakit Dengki atau Hasud
Penyakit dengki atau hasud berasal dari kekikiran.Orang berpenyakit kikir ialah orang yang tak sudi membagi apa yang dimilikinya dengan orang lain.Kekikiran yang berkembang menjadi dengki.Orang yang berpenyakit dengki adalah orang tidak senang melihat hamba-hamba Allah yang lain dikaruniai kenikmatan oleh Allah.Orang sakit dengki adalah orang yang merasa SAKIT bila Allah SWT mengaruniai salah seorang hambaNya kenikmatan berupa ilmu, harta, menjadi dicintai orang banyak, nasib baik, beruntung.Orang yang hatinya ada berpenyakit dengki ingin agar kenikmatan yang ada di orang lain itu sirna, meskipun dia sendiri tidak akan memperoleh keuntungan apapun dari sirnanya kenikmatan itu.Inilah inti kejahatan.Orang yang hatinya ada penyakit dengki merasa tersiksa sepanjang hidupnya di dunia hingga kematian merenggut jiwanya.Sebab Allah yang Maha Rahman dan Maha rahim tidak pernah lupa memberikan kenikmatan pada hamba-hambaNya.
2. Penyakit Suka Pamer
Penyakit suka pamer adalah penyakit yang bibitnya dari memperturutkan hawa nafsunya sendiri.Maka dari itu suka pamer adalah penyakit syirik yang tersembunyi dan merupakan bentuk dari kemusyrikan.
Tanda-tandanya adalah : 1. Suka dipuji orang lain. 2. Gundah jika beramal baik tak ada orang memujinya. 3. Merasa tersiksa bila amal-amalnya tidak dipedulikan orang lain. 4. Orang yang punya penyakit ini amal nya adalah sia-sia, tak ada hitungannya di hadapan Alloh. 5. Cukup jelas, Orang yang berpenyakit suka pamer adalah orang yang beramal kebaikan dengan tujuan berharap dilihat manusia, dipuji manusia, jika tidak ada maunusia lain maka ia sepi dari beramal kebaikan.
3. Penyakit Pongah
Penyakit pongah yaitu Orang yang dalam hatinya berpenyakit pongah adalah orang yang suka memandang dirinya sebagai mulia dan besar, unggul, tinggi derajat.
Ciri-cirinya : 1. Orang itu suka berkata, "aku adalah ini, aku adalah itu" 2. Bila bergaul dengan orang lain selalu memuliakan dirinya sendiri. 3. Bila berkata dengan orang lain selalu berupaya agar unggul dalam pembicaraan. 4. Bila bergaul suka melecehkan orang lain yang tak sefaham dengannya. 5. Bila memberi nasihat, memalukan. 6. Bila dinasehati, bersikap kasar (tidak senang). 7. Memandang dirinya lebih baik dari orang lain.

Cara untuk menyembuhkan penyakit ruhani yaitu lima perkara dibawah ini :
1.Baca Quran+maknanya akan dapat membersihkan hati kita yang telah terkotori oleh urusan-urusan dunia dan hawa napsu.
2. Sholat malam
3.Berkumpul dengan orang - orang yang sholeh
4.Perbanyak puasa (wajib maupun sunnah)
5.Perpanjanglah dzikir malam.
selain ke lima perkara itu pula kita juga harus selalu memperbanyak mengingat sesuatu yang akan memutus semua kenikmatan, yaitu maut. Sering seringlah membayangkan bagaimana keadaan kita saat akan menghadapi kematian. Dengan itu mudah - mudahan kita akan berpikir lebih awal akibat dari penyakit hati tersebut.

Kamis, 27 Maret 2008

istika_p.bind

Kreatifitas Diri

Setiap manusia yang hidup di bumi pasti memiliki beberapa kreatifitas, walaupun terkadang orang itu sendiri tidak menyadarinya. Kreatifitas sangat diperlukan agar manusia itu dapat menjadikan sesuatu yang mungkin tidak berguna bagi orang lain namun bagi kita itu dapat bermanfaat besar. Saya sangat senang sekali mencoba sesuatu yang baru terutama dalam hal memasak. Saya sering sekali mengganti bumbu atau bahan pelengkap dalam resep masakan yang sebenarnya, karena menurut saya itu adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan. Saa akan sangat merasa lebih senang jika masakan baru yang saya buat sangat disukai oleh orang lain pula. Terutama oleh orang – orang terdekat saya, seperti orang tua, kakak dan adik saya. Selain sering mencoba menu makanan baru saya juga sangat senang mengumpulkan gabus – gabus yang sering digunakan dalam peralatan elektronik, kemudian saya rubah agar dapat terbentuk sebuah bngkai – bingkai unik untuk menaruh foto – foto diri dan teman – teman.

Selasa, 18 Maret 2008

Konflik Remaja Antara Orang tua dan Anak.

Salah satu cerita tentang konflik antara orang tua dan anak yang akan saya ceritakan pada saat saya berusia remaja. Pada bulan juli setelah selesai ujian nasional, di setiap sekolah selalu diadakan acara perpisahan sekolah. Dimana setiap siswa diwajibkan untuk mengikuti acara tersebut, termasuk saya. Dan setiap siswapun sangat antusias dengan acara tersebut. Sewaktu saya meminta izin kepada orang tua saya ternyata mereka tidak setuju jika saya mengikuti acara perpisahan sekolah tersebut, banyak sekali alasan yang orang tua saya katakan agar saya tidak mengikuti acara perpisahan sekolah tersebut. Seperti halnya orang tua saya sangat khawatir dan cemas karna tempatyang akan dituju agak jauh dan karna orang tua takut kurangnya perhatian yang diberikan oleh guru kepada para siswaya. Padahal saya pada saat itu juga sangat senang untuk mengikuti acara tersebut, karna menurut saya acara itu adalah terakhir kalinya saya dan teman - teman dapat berkumpul - kumpul bersama. Saya sangat kecewa sekali terhadap larangan yang diberikan oleh orang tua saya, sehingga pada saat itu saya merasakan kekesalan yang amat sangat terhadap orang tua. Pada saat itu saya sengaja tidak pernah keluar kamar dan berbicara apapun dengan orang tua, saya hanya berdiam diri dikamar dan tidak melakukan hal apapun. Hingga beberapa hari kemudian orang tua saya pun akhirnya mengalah dan menyetujui saya untuk mengikuti acara tersebut. Setelah disetujui saya pun sangat senang dan kemudian pada akhirnya sayapun mau berbicara kepada kedua orang tua saya. Dan kemudian hubungan saya dan orang tua pun kembali membaik.

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI REMAJA


Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Setiap tahapan usia seseorang, selalu melewati tahap tugas-tugas perkembangan-nya. Bila seseorang gagal melewati tugas perkembangan pada usia yang sebenarnya (sesuai dengan usia kalender-nya), maka pada tahap perkembangan berikutnya akan terjadi suatu masalah pada diri seseorang tersebut. Untuk mengenal lebih jauh tentang kepribadian remaja perlu diketahui tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan tersebut antara lain: 1. Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya. 2. Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orangtua Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku "pemberontakan" dan melawan keinginan orangtua. Bila tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah , maka remaja akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Tentu saja hal tersebut akan membuat remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika orangtua tidak menyadari akan pentingnya tugas perkembangan ini, maka remaja Anda dalam kesulitan besar. 3. Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya pergaulan. Remaja yang menyadari akan tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah mampu bergaul dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan ini. Ada sebagaian besar remaja yang tetap tidak berani bergaul dengan lawan jenisnya sampai akhir usia remaja. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakmatangan dalam tugas perkembangan remaja tersebut. 4. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri Banyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila remaja ditanya mengenai kelebihan dan kekurangannya pasti mereka akan lebih cepat menjawab tentang kekurangan yang dimilikinya dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja tersebut belum mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bila hal tersebut tidak diselesaikan pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi masalah untuk tugas perkembangan selanjutnya (masa dewasa atau bahkan sampai tua sekalipun). 5. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma Skala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep mengenai harus menjadi seperti siapakah "aku" ?, sehingga hal tersebut dijadikan pegangan dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya. Selain tugas-tugas perkembangan, kita juga harus mengenal ciri-ciri khusus pada remaja, antara lain: - Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat - Emosinya tidak stabil - Perkembangan Seksual sangat menonjol - Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat) - Terikat erat dengan kelompoknya Secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas-batas umur remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa peralihan. Dari kesimpulan yang diperoleh maka masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu: 1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya: - Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi - Anak mulai bersikap kritis b. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya: - Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya - Memperhatikan penampilan - Sikapnya tidak menentu/plin-plan - Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya: - Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya - Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria 2. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah: - Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis - Mulai menyadari akan realitas - Sikapnya mulai jelas tentang hidup - Mulai nampak bakat dan minatnya Dengan mengetahui tugas perkembangan dan ciri-ciri usia remaja diharapkan para orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan jiwanya. [sumber :www.iqeq.web.id]

DARSANA SETIAWAN, Drs,M.Si

sumber : darsanaguru.blogspot.com